Asal Mula Candi Prambanan
Dahulu kala ada seorang raja
bernama Prabu Boko yang memerintah di Prambanan. Prabu Boko adalah seorang
raksasa yang sakti. Ia mempunyai seorang puteri yang bernama Roro Jonggrang.
Roro Jonggrang sangat cantik.
Berbatasan dengan kerajaan Boko
ada sebuah kerajaan bernama Pengging. Pada suatu hari raja Pengging ingin
memperluas wilayah kerajaannya, maka ia mengutus puteranya, Bandung Bondowoso
memimpin pasukan menyerang kerajaan Prambanan. Bandung Bondowoso berhasil
mengalahkan pasukan Boko bahkan membunuh raja Boko.
Bandung Bondowoso pun tinggal
di istana Prambanan. Ia jatuh cinta kepada Roro Jonggrang dan meminta gadis itu
menjadi permaisurinya. Roro Jonggrang tidak ingin menjadi isteri Bandung
Bondowoso yang telah membunuh ayahandanya. Ia mencari akal agar dapat menolak
pinangan pangeran Pengging itu dengan halus.
Akhirnya ia menemui Bandung
Bondowoso dan berkata, “Aku mau menjadi isterimu, tetapi sebagai syaratnya
engkau harus membuat dua buah sumur dan seribu candi dalam waktu
semalam.”Meskipun syarat yang diajukan Roro Jonggrang mustahil dipenuhi orang
lain, Bandung Bondowoso langsung menyanggupinya. Ia mengumpulkan
makhluk-makhluk halus yang menjadi anak buahnya dan mulai menggali sumur dan
membangun candi.
Bandung Bondowoso dan anak
buahnya bekerja dengan sangat cepat. Dalam waktu singkat mereka sudah
menyelesaikan sebuah sumur dan ratusan candi.
Roro Jonggrang mengamati dari
kejauhan dengan cemas. Ia berpikir keras untuk menemukan cara menggagalkan
usaha Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang pun memanggil dayang-dayang dan
menyuruh mereka membakar jerami dan menabuh lesung.Api dari jerami yang dibakar
membuat suasana menjadi terang dan suara tabuhan lesung yang gaduh mengejutkan
makhluk-makhluk halus yang sedang bekerja. Mereka mengira hari telah pagi.
Mereka pun melarikan diri, meninggalkan Bandung Bondowoso serta sumur dan candi
yang belum selesai.
Bandung Bondowoso berusaha
memanggil mereka kembali, tetapi mereka tetap meninggalkannya.
Roro Jonggrang menemui Bandung
Bondowoso dan bertanya, “Waktumu sudah habis, Bandung. Apakah candiku sudah
selesai?” Bandung Bondowoso sangat marah karena ia tahu Roro Jonggrang
telah menggagalkan kerja kerasnya, namun ia berusaha menahan diri, “Tentu saja
candi sudah selesai. Kalau tak percaya, silakan kau hitung sendiri.” Roro
Jonggrang ditemani dayang-dayangnya menghitung candi satu persatu. Ternyata
Bandung Bondowoso telah berhasil menyelesaikan sembilan ratus sembilan puluh
sembilan candi. “Kau gagal, Bandung. Masih kurang satu candi lagi,” kata
Roro Jonggrang.Bandung Bondowoso naik darah, “Kalau kau tidak berbuat curang,
aku pasti bisa menyelesaikan seribu candi untukmu, Jonggrang,” katanya.“Baiklah,
aku penuhi keinginanmu. Jadilah kau, Roro Jonggrang, candi yang keseribu!”
kutuk Bandung BondowosoMaka Roro Jonggrang pun menjelma menjadi patung batu
yang sangat cantik dan ajaib, batu-batu tersusun satu demi satu dengan
sendirinya membentuk candi, mengelilingi patung itu.
Sampai sekarang patung batu
Roro Jonggrang yang cantik dapat kita saksikan di dalam ruangan candi utama di
Prambanan.