Selasa, 11 Februari 2014

Asal Mula Candi Prambanan


Asal Mula Candi Prambanan

Dahulu kala ada seorang raja bernama Prabu Boko yang memerintah di Prambanan. Prabu Boko adalah seorang raksasa yang sakti. Ia mempunyai seorang puteri yang bernama Roro Jonggrang. Roro Jonggrang sangat cantik.
Berbatasan dengan kerajaan Boko ada sebuah kerajaan bernama Pengging. Pada suatu hari raja Pengging ingin memperluas wilayah kerajaannya, maka ia mengutus puteranya, Bandung Bondowoso memimpin pasukan menyerang kerajaan Prambanan. Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan pasukan Boko bahkan membunuh raja Boko.
Bandung Bondowoso pun tinggal di istana Prambanan. Ia jatuh cinta kepada Roro Jonggrang dan meminta gadis itu menjadi permaisurinya. Roro Jonggrang tidak ingin menjadi isteri Bandung Bondowoso yang telah membunuh ayahandanya. Ia mencari akal agar dapat menolak pinangan pangeran Pengging itu dengan halus.
Akhirnya ia menemui Bandung Bondowoso dan berkata, “Aku mau menjadi isterimu, tetapi sebagai syaratnya engkau harus membuat dua buah sumur dan seribu candi dalam waktu semalam.”Meskipun syarat yang diajukan Roro Jonggrang mustahil dipenuhi orang lain, Bandung Bondowoso langsung menyanggupinya. Ia mengumpulkan makhluk-makhluk halus yang menjadi anak buahnya dan mulai menggali sumur dan membangun candi.
Bandung Bondowoso dan anak buahnya bekerja dengan sangat cepat. Dalam waktu singkat mereka sudah menyelesaikan sebuah sumur dan ratusan candi.
Roro Jonggrang mengamati dari kejauhan dengan cemas. Ia berpikir keras untuk menemukan cara menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Roro Jonggrang pun memanggil dayang-dayang dan menyuruh mereka membakar jerami dan menabuh lesung.Api dari jerami yang dibakar membuat suasana menjadi terang dan suara tabuhan lesung yang gaduh mengejutkan makhluk-makhluk halus yang sedang bekerja. Mereka mengira hari telah pagi. Mereka pun melarikan diri, meninggalkan Bandung Bondowoso serta sumur dan candi yang belum selesai.
Bandung Bondowoso berusaha memanggil mereka kembali, tetapi mereka tetap meninggalkannya.
Roro Jonggrang menemui Bandung Bondowoso dan bertanya, “Waktumu sudah habis, Bandung. Apakah candiku sudah selesai?” Bandung Bondowoso sangat marah karena ia tahu Roro Jonggrang telah menggagalkan kerja kerasnya, namun ia berusaha menahan diri, “Tentu saja candi sudah selesai. Kalau tak percaya, silakan kau hitung sendiri.” Roro Jonggrang ditemani dayang-dayangnya menghitung candi satu persatu. Ternyata Bandung Bondowoso telah berhasil menyelesaikan sembilan ratus sembilan puluh sembilan candi. “Kau gagal, Bandung. Masih kurang satu candi lagi,” kata Roro Jonggrang.Bandung Bondowoso naik darah, “Kalau kau tidak berbuat curang, aku pasti bisa menyelesaikan seribu candi untukmu, Jonggrang,” katanya.“Baiklah, aku penuhi keinginanmu. Jadilah kau, Roro Jonggrang, candi yang keseribu!” kutuk Bandung BondowosoMaka Roro Jonggrang pun menjelma menjadi patung batu yang sangat cantik dan ajaib, batu-batu tersusun satu demi satu dengan sendirinya membentuk candi,  mengelilingi patung itu. 
Sampai sekarang patung batu Roro Jonggrang yang cantik dapat kita saksikan di dalam ruangan candi utama di Prambanan.

Minggu, 04 November 2012

Bogorame, Itulah Desaku



Mungkin anda belum mengenal dekat dengan Desa Bogorame. Tapi, jika anda sudah mengenal desa ini, pasti anda akan terkagum- kagum. Desa ini merupakan bagian dari Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang. Yang paling terkenal sih, produksi "legen". Tapi, jika dilihat dari dekat, masih banyak lagi produk asli dari desa itu. Seperti buah siwaln yang rasanya tidak kalah dengan buah luar negeri, dan masih  banyak lagi produk lainnya.

Kamu tau nggak, apa itu legen? Legen itu merupakan minuman khas Bogorame yang rasanya manis yang sedikit asam. Tapi, masih banyak orang – orang yang menjual legen palsu. Yaitu legen yang sudah dicampur dengan air yang diberi gula sintetis dengan perbandingan air yang lebih banyak. Namun ada ciri-ciri legen yang asli, yaitu: berwarna putih seperti air kapur, tidak bening, terasa manis yang tidak terlalu dan sedikit asam, dan sedikit busa. Jadi, jika anda ingin mencari legen yang asli silahkan dating di Desa Bogorame, yaiti perempatan landoh kebarat.
Legen, di desaku bisa dibuat menjadi gula merah yang rasanya manis- manis gurih. Gula ini sangat cocok untuk membuat dumbeg dan bumbu rujak.  Ada juga buah siwalan yang ukurannya sebesar telapak tangan bayi. Buah ini akan menjadi lebih lezat jika di buat kolak, tapi jika lagsung dimakan ya tidak apa-apa.
Sekian informasi dari saya tentang  produk Bogorame, jika ingin tahu lebih lanjut silahkan kunjungi desa ini.